Jumat, 25 Mei 2012

TOKSIN YANG DIHASILKAN OLEH CYANOBACTERIA


TOKSIN-TOKSIN YANG DIHASILKAN OLEH CYANOBACTERIA

Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi inang.

Toksin Cyanobacteria :
Cyanobacteria atau biru-hijau algae terjadi di seluruh dunia terutama dalam tenang, gizi kaya air. Beberapa spesies cyanobacteria memproduksi toxins yang mempengaruhi hewan dan manusia. Orang mungkin akan menemukan cyanobacterial toxins oleh minum atau mandi di air ketularan. Yang paling sering dan serius efek kesehatan yang disebabkan oleh air minum yang mengandung toxins (cyanobacteria), atau selama proses menelan rekreasi air kontak.
Cyanobacterial toxins diklasifikasi oleh pengaruhnya terhadap tubuh manusia.
a. Hepatotoxins (yang mempengaruhi hati) yang diproduksi oleh beberapa jenis dari cyanobacteria, misalnya :Microcystis, Anabaena, Oscillatoria, Nodularia, Nostoc, Cylindrospermopsis dan Umezakia.       
b. Neurotoxins (yang mempengaruhi sistem saraf) yang diproduksi oleh beberapa jenis dari Aphanizomenon dan Oscilatoria.     
c. Cyanobacteria dari spesies Cylindroapermopsis Raciborski Mei juga menghasilkan racun alkaloids, gastrointestinal menyebabkan gejala ginjal atau penyakit pada manusia. Tidak semua spesies cyanobacteria ini formulir toxins dan kemungkinan yang ada namun tidak dikenal sebagai toxins.
Terutama orang yang terkena cyanobacterial toxins karena minum atau mandi di air ketularan. Sumber lain termasuk makanan algal tablet. Beberapa spesies membentuk buih di atas air, konsentrasi tinggi, tetapi juga terdapat di seluruh permukaan air. Permukaan scums, bahaya untuk kesehatan manusia terutama kontak langsung. Kontak, terutama pada anak-anak, harus dihindari.
Intervensi :     
* Mengurangi gizi build-up (eutrophication) di danau dan waduk, terutama oleh manajemen yang lebih baik dari sistem pembuangan limbah dan pengendalian pencemaran oleh pupuk (termasuk pupuk) dari pertanian.   
* Mendidik staf dan kesehatan di sektor air, serta masyarakat, tentang risiko minum, mandi atau olahraga air di air mungkin mengandung densities tinggi dari cyanobacteria.   
* perawatan air untuk menghapus organisme dan toxins dari pasokan air minum.


Penyakit dan bagaimana akan mempengaruhi orang-orang
Penyakit akibat cyanobacterial toxins bervariasi sesuai dengan jenis toksin dan jenis air atau air yang terkait dengan eksposur (minum, kulit kontak, dll). Manusia akan terpengaruh dengan berbagai gejala, termasuk iritasi kulit, keram perut, muntah, mual, diare, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit otot dan sendi, blisters dari mulut dan kerusakan hati. Berenang di air yang mengandung cyanobacterial toxins Mei menderita reaksi alergi, seperti asma, mata iritasi, rashes, dan blisters sekitar mulut dan hidung. Binatang, burung, dan ikan juga dapat keracunan oleh tingginya tingkat produksi toksin-cyanobacteria.



PERANAN YANG MERIGIKAN    

Selain menguntungkan, ganggang biru juga memiliki pengaruh yang berbahaya bagi manusia atau hewan. Ganggang biru dapat menimbulkan ganggian apa bila mereka “meledak” (Blooming) dalam jumah besar kemudian mati di badan air tawar yang digunakan untuk minum dan tempat rekreasi. Beberapa jenis ganggang biru bertanggung jawab terhadap bau tanah dan warna pada air tawar, termasuk air minum, karena mereka menghasilkan senyawa yang disebut geosmins. Beberapa anggota ganggang biru lainnya seperti Microcystis, Anabaena,Oschillatoria, apa bila meledak akan menghasilkan toksin yang dapat meracuni hewah dan menusia yang meminum air yang terkontaminasi ganggang biru tersebut. Jenis LYNGBIA MAJUSCULA , Schizothix calcilola, Oscillatoria nogroviridis, yang terdapat di laut tropis dan subtropics, dapatmenywbabkan iritasi kulit yang dikenal sebagai “gatal perenang” selain itu, karena kemampuannya tumbuh pada tempat-tempat yang keras, seperti batu-batuan ganggang biru dapat menyebabkan pelapukan pada bangunan bersejarah seperti candi dan arca. 

Racun ganggang biru adalah racun yang dihasilkan oleh ganggang biru. Racun tersebut terdapat di perairan,baik air tawar maupun air laut. Hal itu terjadi pada saat terjadi ledakan populasi ganggang biru yang membentuk buih di permukaan air. Ledakan populasi ganggang biru terjadi di perairan yang kaya akan nutrisi, misalnya fosfat dari deterjen dan dari pupuk fosfat. Racun tersebut dikeluarkan ke air pada saat sel-sel ganggang biru mati.   
Racun ganggang biru dibedakan menjadi beberapa kategori.Beberapa jenis racun ganggang biru diketahui menyerang hati (hepatotoksin)atau sistem saraf (neurotoksin). Sementara itu,racun ganggang biru lainya menyebabkan iritasi pada kulit. Jika tertelan, baik melalui air yang diminum ataupun melalui daging ikan yang dimakan, racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal dan iritasi pada mata serta kulit,seperti alergi. Pemasakan air yang terkontaminasi racun ganggang biru tidak akan menghilangkan racun tersebut. Keberadaan racun ganggang biru di suatu perairan dapat diketahui dari rasa, bau, atau penampakan airnya.      
Keracunan yang paling banyak dilaporkan disebabkan oleh mikrosistin. Mikrosistin adalah racun yang dihasilkan Microcystis aeruginosa. Racun tersebut menyebabkan perbesaran dan penyumbatan pada hati yang diikuti dengan nekrosis serta perdarahan selain itu, mikrosistin juga menghasilkan neurotoksin. Mikrosistin dapat bertahan di perairan dingin atau perairan hangat serta toleran terhadap perubahan sifat-sifat kimia air, semisal pH, terutama karena struktur kimianya. Sejauh ini, para ahli telah menemukan sekitar 50jenis mikrosistin.
Dalam kehidupan manusia, ganggang biru dapat menguntungkan dan merugikan. Peranan ganggang biru yang menguntungkan, antara lain dapat mengurangi erosi, menyuburkan tanah dan tumbuhan dengan cara mengikat nitrogen bebas, sebagai organisme perintis, dan sebagai sumber makanan. Adapun peranan yang merugikan antara lain menyebabkan bau tanah dan warna pada air tawar, memcemari perairan, dan melapukkan candi atau arca. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar